Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak
Pra-sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang bidan harus mengetahui perubahan apa saja yang tpersalinan
masa kehamilan dapat membantu bidan dalam mengidentifikasi diagnosa kehamilan
yang terjadi ibu hamil tersebut .
Tapi dalam makalah ini kami membahas tentang perubahan sistem integumen ,
perlindungan ternal , perlindungan sistem gastrointesinal , dan peribahan
sistem kekebalan tubuh .
B. TUJUAN PENULISAN
1. Memenuhi salah satu tugas
pendidikan Askeb II (persalinan dan BBL) .
2. Mahasiswi dapat Mengetahui
Perubahan anatomi dan adaptasi fisologis pada ibu ketika melahirkan
3. Memenuhi salah satu persyaratan
kurikulum .
4. Menumbuh kembangkan dan
memantapkan sikap profesional bagi seorang bidan .
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah dengan tepat
waktu. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ASKEB .
Terima kasih tak lupa pula penulis ucapkan kepada dosen pembimbing karena
berkat bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar kita semua dapat mengetahui
tentang Kebutuhan Dasar
Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah
Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna karna
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karna itu , penulis mengharapkan kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi motivasi dan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah pada waktu yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua
pembaca .
Tebing
tinggi september 2014
Penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan
Dasar Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh
Kembang yang optimal meliputi
Asuh, Asih, dan Asah yaitu:
A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan
seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian,
pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam
rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang
bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang
paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI
Eksklusif).
a)
Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
b)
Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian,
rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi
c)
Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan
aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan,
nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan.
d)
Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara
teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2
kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan
bulan Agustus.
e)
Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit
serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
KRITERIA
POLA ASUH ANAK
Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak
memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005):
Pola
asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah,
namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.
Pola
asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan
keinginannya.
Pola
asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan
kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong
anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang
dampak perbuatan yang baik atau buruk.
Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang
mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.
Pola
asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta
anak berperilaku semaunya dirumah.
Pola
asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan
kedisiplinan secara keras.
B.
Kebutuhan kasih sayang
dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan
sejak dalam kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan
selaras dengan ibunya untuk menjamin
tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
a)
menciptakan rasa aman dan nyaman,
anak merasa dilindungi,
b)
diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan
dipaksa)
dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan
kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman).
C.
Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk
mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara,
kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Dasar perlunya stimulasi dini:
Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam
kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang
tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan
terbentuk hubungan-hubungan
baru (sinaps).
Semakin sering di rangsang akan makin kuat
hubungan antar sel-sel otak semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel
otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.-
stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak
seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian,
ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik,
mengembangkan kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama,
kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu
mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya
kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila
diperlukan.
A.Bounding Attachment
a.Pengertian Bounding Attachment
1.
Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit
dan jam pertama segera bayi setelah
lahir.
2.
Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosisensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir,attachment: ikatan yang terjalin antara individu
yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi danfisik yang akrab.
3.
Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk
mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu
kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksiantara ibu
dan bayi secara
spesifik sepanjang waktu.
4.
Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di
antara individu.
5.
Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling
mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6.
Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan
suatu proses yang
saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7.
Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan;attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan
dengan kualitas-kualitas yang
terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8.
Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan
hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9.
Maternal dan Neonatal Health:
adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelahproses persalinan, dimulai
pada kala III sampai
dengan post partum.
Gambar untuk Bounding Attachment
b.Unsur- unsur Bounding Attachment
1.
Sentuhan – Sentuhan, atau
indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan
cara mengeksplorasitubuh bayi dengan ujung jarinya.
2.
Kontak mata –
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak
waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3.
Suara –
Saling mendengar dan
merespon suara anata orang tua dan
bayinya juga penting.Orang tua menunggu
tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4.
Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik
(Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk
membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5.
Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orangdewasa. Mereka menggoyang tangan,
mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment
terjadi saat anak mulaiberbicara. Irama ini
berfungsi memberi umpan balik positif
kepada orang tua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif
yang positif.
6.
Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru
lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu
tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini
dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang
responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan
kesempatan bayi untuk
belajar.
7.
Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah
yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting
untuk hubungan orang tua–anak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa
keuntungan fisiologis yang
dapat diperoleh dari kontak dini :
4.
Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi
hormonal).
c. Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1.
Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
6.
Persiapan PNC sebelumnya.
9.
Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam
memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa
nyaman.
10. Fasilitas
untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan
pada hal-hal positif.
d. Hambatan Bounding Attachment
1.
Kurangnya support sistem.
B . Kangaroo
Mother Care
a.Pengertian Kangaroo Mother Care
KMC adalah
kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi
dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat.
Dapat dimulai segera setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan
di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat
dengan KMC meskipun belum dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan
salah satu alternatif pemberian minum.
Meski
namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, metode ini meniru
perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya,
sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan
dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia.
Metode
kanguru atau perawatan bayi lekat ini ditemukan sejak tahun 1983, kemudian
metode Kangguru mulai dikembangkan sejak 1978 oleh Neos Edgar Rey dan Hector
Martinez, peneliti pada Instituto Materno Infantil in Santa Fe de Bogota
Kolombia.Metode yang pertama kali dilakukan oleh Doctors Rey dan Martinez di
Bogota, Colombia pada tahun 1979 ini awalnya dicetuskan karena begitu banyaknya
bayi berat lahir rendah, keterbatasan tenaga dan fasilitas kesehatan, serta
tingginya angka mortalitas di rumah sakit karena infeksi. Menurut Ludington
Hoe, J.Obset Gynecol Neonatal Nurs, KMC merupakan Lingkungan yang baik untuk
bayi premature segera setelah lahir.
Di
Indonesia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos)
telah mengembangkan kebijakan Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Metode
kanguru digunakan sebagai salah satu cara pencegahan hipotermia dalam Perawatan
Neonatal Dasar. Saat ini juga telah tersedia video dan peraga lembar balik
metode kanguru untuk keperluan sosialisasi kepada tenaga kesehatan, terutama
bidan di desa serta masyarakat.
Di Indonesia
lebih banyak dikenal dengan nama Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau cukup
menyebut Perawatan Bayi Lekat (PBL). Menurut Prof Dr.dr.Hadi Pratomo, Dosen
Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI ada beberapa istilah Lokal KMC di Indonesia
misalnya Bedako di (OKU, Sumsel), Kadu dan Makaleppe di Maros, Sulsel,
Perawatan Bayi Tegak, Perawatan Bayi Tempel, Kekepan di Garut, Perawatan Bayi
Lekat di Yogya, Metoda Kussu di Kuskus, Maluku .
Menurut
Hadi, berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995
hampir semua (98 persen) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara
berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal
dini. Umumnya karena berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Menurut WHO, 17
persen dari 25 juta persalinan per tahun adalah BBLR dan hampir semua terjadi
di negara berkembang.
Pengertian
Asuhan Metode Kangguru
Asuhan
metode Kangguru merupakan asuhan yang dirancang untuk neonatus dengan berat
badan lahir rendah atau kurang bulan. Asuhan ini dikenal juga dengan
metode skin to skin yaitu kontak kulit dengan kulit anatara ibu dan bayi dengan
mempertahankan suhu tubuh normalnya.
Perawatan kanguru adalah “perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan
kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru”.
Dr. H. Dachrul Aldy, SpA(K) dalam makalahnya menjelaskan bahwa Metode Kanguru (Kangoroo Mother Care/KMC) adalah kontak langsung antara kulit ibu, dan bayi prematur/BBLR (skin to skin contact) yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi.
Dr. H. Dachrul Aldy, SpA(K) dalam makalahnya menjelaskan bahwa Metode Kanguru (Kangoroo Mother Care/KMC) adalah kontak langsung antara kulit ibu, dan bayi prematur/BBLR (skin to skin contact) yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi.
Ibu perlu mengenal metode asuhan kangguru dan telah ditawarkan pilihan ini
sebagai metode untuk merawat bayi dengan berat badan lahir rendah atau kurang bulan.
Karena metode ini memerlukan keadaan ibu terus menerus, ibu harus memiliki
waktu dan kesempatan untuk mendiskusikan dampaknya bersama keluarganya, karena
metode ini akan mengharuskan ibu tinggal lebih lama di Rumah Sakit dan
melakukan asuhan ini di rumah sampai neonatus cukup bulan.
Metode asuhan kangguru dapat dilakukan kepada hampir semua bayi kecil. Bayi
dengan sakit yang parah yang memerlukan perawatan khusus bisa menunggu hingga
pulih sebelum memulai metode ini. Sesi metode ini untuk jangka pendek bisa
dilakukan saat pemulihan ketika bayi masih memerlukan perawatan medis (cairan
IV, oksigen tambahan konsentrasi rendah).
Kontak kulit
dengan kulit harus dimulai secar bertahap dengan transisi secara hati-hati
sehingga menjadi berkesinambungan. Sesi selama 60 menit atau kurang harus
dihindari karena perubahan yang terlalu sering akan membuat bayi stress. Waktu
kontak kulit dengan kulit diperpanjang secara bertahap agar menjadi selama
mungkin. Ibu bisa tidur dengan bayi yang diletakan dengan posisi kangguru
benar. Lamanya bayi dalam posisi Kanguru kalau mungkin 24 jam terus menerus.
Kalau ibu tidak sempat bisa fungsinya sementara diganti oleh keluarga lain.
Bayi yang dirawat di NICU mengingat keadaan bayi, maka metode Kanguru dilakukan
secara bertahap, paling tidak selama 1 jam (agar tidak mengganggu waktu
istirahatnya bayi) sebelum terus menerus selama 24 jam.
Untuk metode
asuhan kangguru secara terus menerus, kondisi neonatus harus stabil. Kemampuan
minum (untuk menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan esensial,
metosde ini bisa dilakukan walaupun dilakukan melalui sonde.
Kriteria bayi dalam asuhan metode kangguru
Kriteria bayi dalam asuhan metode kangguru
a. Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g
b. Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
c. Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
d. Perkembangan selama di inkubator baik
e. Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan
Menurut Perinasia (Perkumpulan Perinatologi
Indonesia) Tahapan yang harus dipersiapkan sebelum memulai metode ini, yaitu
antara lain :
a. Persiapan ibu
Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali
sehari.
Membesihkan kuku dan tangan
Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai.
Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi,ibu dapat menggunakan handuk/ kain
(dilipat diagonal,difiksasi dengan ikatan atau peniti yang aman di baju
ibu),kain lebar yang elastik, atau kantong yang dibuat sedemikian rupa untuk
menjaga tubuh bayi. Bisa juga memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan
ibu.bayi diletakkan di antara payudara ibu,baju ditangkupkan. Kemudian ibu
memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar ibu tidak jatuh.
Selama pelaksanaan Metode Kanguru ibu tidak memakai BH
Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
Memakai kain baju yang dapat direnggang
b. Persiapan Bayi
Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan
hangat
Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi,kaos kaki, dan popok selama
penggunaan metode ini.
Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau sedikit ke samping kanan/kiri
sesuai dengan kenyamanan bayi serta ibu.Usahakan kulit bayi kontak langsung
dengan kulit ibunya terus menerus
Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu.
Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang di sekeliling
atau mengelilingi ibu dan bayi.
Adapun tahapan yang dilakukan selama
asuhan metode kangguru ini yaitu :
Gambar untuk Metode
Kangguru
a. Posisi kangguru
Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi
menempel pada dada ibu.
Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit
tengadah.
Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok.
Dalam posisi berdiri tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau
kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh.
Pastikan bahwa kain melekat erat dibagian dada dan bukan dibagian perut,
jangan mengikat terlalu keras dibagian perut bayi tapi harus disekitar
epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi leluasa bernafas dengan perut dan nafas
ibu akan menstimulasi bayinya .
Selanjutnya bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi
apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun
yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke
kulit) pada dada ibu.
Ibu dapat bebas bergerak,seperti duduk,berjalan, berdiri, makan, dan
lain-lain.
Pada waktu tidur, KMC dapat dilakukan dengan cara posisi ibu setengah
duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
b. Perawatan bayi dengan posisi kangguru
Sebagian
besar perawatan tetap dapat dilakukan meskipun pada posisi kangguru ini
termasuk menyusui harus tetap dilakukan.
Bayi hanya dilepaskan dan kontak kulit dengan kulit saat :
Bayi hanya dilepaskan dan kontak kulit dengan kulit saat :
Mengganti popok, melakukan tindakan higiene dan perawatan tali pusat
Penilaian klinis sesuai jadwal yang ditentukan rumah sakit.
Tidak perlu dan di rekomendasikan untuk dimandikan setiap hari
c. Pemantauan kondisi bayi
Suhu
Bayi yang cukup minum dan dalam kondisi kontak kulit dengan kulit, dapat dengan mudah mempertahankan suhu tubuh normalnya yaitu antara 36,5 C-37 C saat berada dalam posisi kangguru. Saat posisi ini dimulai ukur suhu aksila setiap 6 jam hingga stabil selam 3 hari berturut-turut setelahnya pengukuran dilakukan hanya 2 kali sehari.
Bayi yang cukup minum dan dalam kondisi kontak kulit dengan kulit, dapat dengan mudah mempertahankan suhu tubuh normalnya yaitu antara 36,5 C-37 C saat berada dalam posisi kangguru. Saat posisi ini dimulai ukur suhu aksila setiap 6 jam hingga stabil selam 3 hari berturut-turut setelahnya pengukuran dilakukan hanya 2 kali sehari.
Pernafasan
Frukuensi pernafasan normal BBLR atau kurang bulan berkisar antara 30-60 kali permenit, dan nafas akan bergiliran dengan interval tidak bernafas (apnea). Jika interval terlalu lama (20 detik atau lebih) dan bibir serta muka bayi menjadi biru, sianosis dan nadinya rendah, bradikardia,atau risiko kerusakan otak. Penelitian menunjukan bahwa kontak kulit dengan kulit dapat membuat pernafasan lebih teratur pada bayi kurang bulan dan bisa menurunkan insidensi apnea.
Frukuensi pernafasan normal BBLR atau kurang bulan berkisar antara 30-60 kali permenit, dan nafas akan bergiliran dengan interval tidak bernafas (apnea). Jika interval terlalu lama (20 detik atau lebih) dan bibir serta muka bayi menjadi biru, sianosis dan nadinya rendah, bradikardia,atau risiko kerusakan otak. Penelitian menunjukan bahwa kontak kulit dengan kulit dapat membuat pernafasan lebih teratur pada bayi kurang bulan dan bisa menurunkan insidensi apnea.
Tanda bahaya
Keadaan penyakit serius pada bayi
kecil biasanya samar dan terabaiakn dengan mudah hingga penyakit menjadi lebih
berat dan sulit diatasi. Penting bagi ibu untuk mengenali tanda-tanda tersebut
dan memeberikan perawatan yang diperlukan.
- Sulit bernafas, retraksi, merintih
- Bernafas sangat lambat atau sangat perlahan
- Apnea yang sering dan lama
- Bayi teraba dingin, suhu tubuhnya dibawah normal meskipun dijaga
kesehatannya.
- Sulit minum: bayi tidak bangun untuk minum, berhenti minum atau muntah
- Kejang
- Diare
- Kulit menjadi kuning
Menyusui
- Posisi KMC ideal untuk menyusui bayi
- Ajari ibu cara menyusui dan perlekatan yang benar.
- Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi, dorong ibu agar mampu
melakukannya.
- Bila ibu tidak dapat menyusui,berilah ASI peras dengan menggunakan salah
satu alternatif cara pemberian minum.
- Pantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui
catat waktu ibu menyusui bayinya.
Setiap ibu memproduksi ASI yang
khusus untuk bayinya, tapi ibu dan bayi kurang bulan menghasilkan ASI rendah
laktosa yang penting untuk pencernaan karena bayi kurang bulan tidak mempunyai
laktisa – enzim yang menguraikan gula tertentu.
Kandungan ASI manusia berubah sesuai
pertumbuhan neonatus. ASI, terutama kolostrum, kaya akan antibody –
imunoglobin, yang melindungi terhadap infeksi. Selain itu, ASI manusia
mengandung zat anti infeksi yang lainnya seperti hormon interferon, pakar
pertumbuhan dan komponen anti inflamasi.Bayi yang sangat kurang bulan/sakit
sehingga tidak bisa menyusui akan mendapatkan manfaat ASI yang diberikan
melalui pipet. Untuk bayi dengan usia kehamilan kurang dari 30-32 minggu ASI,
biasanya diberikan melalui selang nasogastrik, yang bisa digunakan juga untuk
ASI yang diperah ibu bisa membiarkan bayi menghisap jarinya saat diberi minum
melalui sonde dan hal ini bisa dilakukan dalam posisi kangguru.Untuk bayi
dengan usia kehamilan lebih dan 30-32 minggu ini bisa digunakan cangkir ASI
yang telah diperah, dalam pemberian cara ini bayi dilepaskan dari posisi
kangguru, ditutup dengan selimut hangat dan kembali ke posisi kangguru setelah
selesai minum. Bayi dengan usia kehamilan lebih dari 32 minggu bisa belajar
dengan menghisap puting, sehingga bayi dalam menyusui tetap dalam posisi
kangguru.
Pertumbuhan
- Timbang bayi kecil sekali sehari, penimbangan lebih sering akan mengganggu
bayi dan menyebabkan kecemasan pada ibu. Saat bayi mulai bertambah berat
timbang setiap dua hari sekali selama satu minggu dan kemudian sekali seminggu
hingga bayi cukup bulan.
- Menimbang bayi dengan cara, misalnya telanjang, timbangan yang telah
dikalibrasi, letakkan handuk bersih dan hangat pada timbangan untuk menghindari
bayi dingin.
- Timbang bayi ditempat dalam lingkungan yang hangat.
- Catat beratnya setiap melakukan penimbangan.
d. Penjelasan kepada ibu
Jelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi normal serta
kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada
terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau tidak normal.
Jelaskan juga bahwa KMC penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi
resiko terjadinya apnoe, dibanding bayi yang diletakkan di boks.
Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau
menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar
mulut atau pernafasan berhenti lama.
Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam
selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran.
e. Penghentian asuhan metode kangguru.
Metode ini dijalankan sampai berat
badan bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu,atau samapai kurang nyaman
dengan KMC,misalnya :
Sering bergerak
Gerakan ekstremitas berlebihan
Bila akan dilakukan KMC bayi menangis.
Bila bayi sudah kurang nyaman dengan
KMC,anjurkan ibu untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit
lagi pada waktu bayi sehabis mandi,waktu malam yang dingin,atau kapan saja dia
menginginkan.
Bayi juga diberhentikan pada asuhan
metode kangguru yaitu jika memenuhi kriteria berikut ini :
Kesehatan umum bayi baik dan tidak ada penyakit seperti apnea dan
infeksi
Bayi minum dengan baik dan mendapatkan ASI ekslusif.
Berat badan bayi naik (sedikitnya 15 g/kg/per hari paling sering dalam 3
hari berturut-turut)
Suhu bayi stabil saat dalam posisi kangguru (selama 3 hari berturut-turut)
f. Prinsip Metode Asuhan Kangguru
Prinsip metode ini adalah
menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam inkubator dengan meniru kanguru.
Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan
mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5oC- 37,5oC).
Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi
yang dapat bertahan dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu
tubuhnya stabil (36,5oC- 37,5oC) dan mampu menyusui
dengan baik. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai bobot badan minimal
2500 g dan suhu tubuh optimal 37oC, dan bayi bisa menyusui dengan
baik.
g. Manfaat Asuhan Metode Kangguru
Beberapa penelitian menyebutkan
metode ini memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh bayi dan ibu :
Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR
Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal didapat
lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu
ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.
Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui sehingga
Inisiasi Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap metode ini dan
apabila ASI sudah keluar manfaat ekonomis juga akan dirasakan. Ibu selain
mudah, praktis dan murah dapat meyusui bayinya, tidak perlu juga membeli susu
formula yang harganya cukup mahal
Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.
Metode ini tentunya akan lebih
mendekatkan ikatan batin ibu dan si bayi, karena apabila bayi berada di
inkubator, tentunya hubungan bayi dan ibu akan ”terbatas”. Dengan metode KMC
ini akan diketahui pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang
ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi
akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan
mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang dan perhatian
seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu, menurut
penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si bayi
jarang disentuh.
Perlindungan dari infeksi
Mengurangi lama menangis pada bayi
Dapat mengurangi biaya rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan
ikubator di rumah sakit yang cukup mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan
metode kangguru dapat mengurangi biaya rumah sakit
Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat,
termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan
, bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di box bayi dalam
ruangan yang hangat.
Adapun salah satu kekurangan dari
asuhan metode kangguru yaitu, Waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk
metode ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih
berat(sangat aktif).
h. Memulangkan bayi
Butuh waktu beberapa hari/minggu
sampai bayi siap dipulangkan, tergantung berat lahir. Ibu dan bayi dapat
dipulangkan jika :
Tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Berat badan naik >20 gram/hari selama 3 hari berturut-turut.
Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan dapat melanjutkan KMC di
rumah, dan dapat kembeli untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin.
i. Kunjungan tindak lanjut
Satu minggu setelah pulang, timbang bayi setiap hari bila memungkinkan dan
diskusikan setiap masalah yang ada dengan ibu.Beri dukungan pada ibu.
Pada minggu ke dua lakukan kunjungan 2 kali per minggu sampai bayi berumur
40 hari atau berat bayi 2500 gram.Timbang bayi dan nasehati ibu untuk
menghentikan KMC bila bayi mulai kurang toleran.
Bila sudah lepas KMC, lanjutkan kunjungan tindak lanjut tiap bulan sampai
bayi berumur beberapa bulan untuk memantau pemberian minum dan tumbuh kembang
bayi.
j. Penelitian Terhadap Asuhan Metode Kangguru
Penelitian terhadap asuhan metode
kangguru telah banyak dilakukan diantaranya, Sebuah studi penerapan metode kanguru
di rumah sakit yang tidak memiliki inkubator dan peralatan lain untuk perawatan
BBLR di lakukan di Manama Mission Hospital, Zimbabwe. Hasilnya menunjukkan,
terjadi peningkatan survival bayi berat lahir kurang dari 1.500 gram dari 10
persen menjadi 50 persen dan bayi berat lahir 1.500-1.999 gram meningkat dari
70 persen menjadi 90 persen
Studi multisenter oleh WHO
Collaborating Center for Perinatal Care dilakukan selama setahun pada rumah
sakit di Addis Ababa (Ethiopia), Yogyakarta (Indonesia), dan Merida (Meksiko).
Tujuannya, menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas, dan biaya metode kanguru
dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan inkubator).
Hasilnya, kejadian hipotermia pada
metode kanguru secara signifikan lebih rendah dibandingkan cara konvensional.
Kelompok bayi yang dirawat dengan metode kanguru juga mendapat ASI lebih baik,
pertambahan berat badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih
pendek.
Metode kanguru terbukti lebih hemat
dari segi perawatan alat dibanding cara konvensional. Baik ibu maupun petugas
kesehatan lebih menyukai metode. Menurut Imral, dulu memang ada pendapat bahwa
bayi prematur atau bayi dengan berat badan rendah tidak boleh banyak disentuh
agar tidak terganggu dan menghindari infeksi. Namun, ilmu kedokteran terus
berkembang. Bagi bayi yang stabil (tidak sakit), perawatan dengan metode
kanguru dianggap lebih menguntungkan. Kini di pelbagai pusat penelitian masih
terus dilakukan studi dan para peneliti bertemu secara periodik untuk membahas
hasilnya.
Seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) yang sedang melakukan penelitian metode kanguru, dr Piprim B Yanuarso, menambahkan bahwa metode kanguru bukan sekadar alternatif dari inkubator, tetapi diusulkan sebagai pilihan utama, karena keunggulannya.
Seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) yang sedang melakukan penelitian metode kanguru, dr Piprim B Yanuarso, menambahkan bahwa metode kanguru bukan sekadar alternatif dari inkubator, tetapi diusulkan sebagai pilihan utama, karena keunggulannya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan
kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini
merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan. Cara untuk melakukan bounding ada
bermacam-macam antara lain: Pemberian ASI ekslusif; Rawat Gabung; Kontak Mata;
Suara; Aroma; Entrainment; Bioritme; Sentuhan; Inisiasi Dini.
Bounding Attachment dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya Kesehatan emosional orang tua; Tingkat Kemampuan, Komunikasi dan Ketrampilan untuk merawat anak; Dukungan Sosial seperti Keluarga, Teman dan Pasangan; Kedekatan Orangtua ke Anak; Kesesuaian antara orangtua dan anak (Keadaan anak,jenis kelamin).
Bounding Attachment dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya Kesehatan emosional orang tua; Tingkat Kemampuan, Komunikasi dan Ketrampilan untuk merawat anak; Dukungan Sosial seperti Keluarga, Teman dan Pasangan; Kedekatan Orangtua ke Anak; Kesesuaian antara orangtua dan anak (Keadaan anak,jenis kelamin).
KMC adalah kontak kulit antara ibu dan
bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI
eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera
setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau
di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun
belum dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif
pemberian minum.
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah :
1. Pentingnya pengetahuan yang dimiliki oleh seorang bidan tentang bounding attachment supaya bisa mendampingi ibu pada masa nifas.
2. Pentingnya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat pada ibu di masa nifas
Saran yang dapat dikemukakan adalah :
1. Pentingnya pengetahuan yang dimiliki oleh seorang bidan tentang bounding attachment supaya bisa mendampingi ibu pada masa nifas.
2. Pentingnya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat pada ibu di masa nifas
Daftar Pustaka
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2002.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiirohardjo.
Manajemen Laktasi, cetakan ke-2.2004.Jakarta:Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia
Mary, Hamilton.1995. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Soetjiningsih,dr.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 63-65)
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm: 54-55).
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm: 54-55).
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang bidan harus mengetahui perubahan apa saja yang tpersalinan
masa kehamilan dapat membantu bidan dalam mengidentifikasi diagnosa kehamilan
yang terjadi ibu hamil tersebut .
Tapi dalam makalah ini kami membahas tentang perubahan sistem integumen ,
perlindungan ternal , perlindungan sistem gastrointesinal , dan peribahan
sistem kekebalan tubuh .
B. TUJUAN PENULISAN
1. Memenuhi salah satu tugas
pendidikan Askeb II (persalinan dan BBL) .
2. Mahasiswi dapat Mengetahui
Perubahan anatomi dan adaptasi fisologis pada ibu ketika melahirkan
3. Memenuhi salah satu persyaratan
kurikulum .
4. Menumbuh kembangkan dan
memantapkan sikap profesional bagi seorang bidan .
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep
Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah dengan tepat
waktu. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ASKEB .
Terima kasih tak lupa pula penulis ucapkan kepada dosen pembimbing karena
berkat bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar kita semua dapat mengetahui
tentang Kebutuhan Dasar
Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah
Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna karna
keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karna itu , penulis mengharapkan kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi motivasi dan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah pada waktu yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua
pembaca .
Tebing
tinggi september 2014
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar