Jumat, 30 Januari 2015

onsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah



MAKALAH (NEONATUS ,BAYI dan BALITA)
Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah



BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG

        Sebagai seorang bidan harus mengetahui  perubahan apa saja yang tpersalinan masa kehamilan dapat membantu bidan dalam mengidentifikasi diagnosa kehamilan yang terjadi ibu hamil tersebut .
       Tapi dalam makalah ini kami membahas tentang perubahan sistem integumen , perlindungan ternal , perlindungan sistem gastrointesinal , dan peribahan sistem kekebalan tubuh .

B.    TUJUAN  PENULISAN
1.     Memenuhi salah satu tugas pendidikan Askeb II (persalinan dan BBL) .
2.    Mahasiswi dapat Mengetahui Perubahan anatomi dan adaptasi fisologis pada ibu ketika melahirkan
3.    Memenuhi salah satu persyaratan kurikulum .
4.    Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional bagi seorang bidan .












KATA PENGANTAR

          Puji syukur penulis panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah dengan tepat waktu. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ASKEB . Terima kasih tak lupa pula penulis ucapkan kepada dosen pembimbing karena berkat bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
          Tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar kita semua dapat mengetahui tentang Kebutuhan Dasar Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah
          Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna karna keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karna itu , penulis mengharapkan kritik dan saran sangat penulis harapkan demi motivasi dan kesempurnaan dalam penyusunan makalah pada waktu yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca .

                                                                    Tebing tinggi       september 2014

                                                                                     Penulis











BAB II
PEMBAHASAN

Kebutuhan Dasar Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu:
A. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
a)      Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
b)      Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi
c)      Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme karbohidrat, lemak, dan  protein merangsang pertumbuhan otot dan tulang merangsang perkembangan.
d)     Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan Agustus.
e)      Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.



KRITERIA POLA ASUH ANAK
Pola asuh orangtua terhadap perilaku anak memiliki beberapa kriteria yaitu (Syamsul, 2005):
    Pola asuh Authoritarian — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua yang rendah, namun kontrolnya tinggi, suka menghukum secara fisik dan bersikap komando.
    Pola asuh Permissive — Pola asuh orangtua, dimana sikap orangtua meningkat namun kontrolnya rendah, memberikan kebebasan terhadap anak untuk mengatakan dorongan keinginannya.
    Pola asuh Authoritative — Pola asuh oragtua, dimana sikap yang meninggat dan kontrolnya meningkat, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik atau buruk.
    Pola asuh Dominan — Pola asuh orangtua yang mendominasi dalam segala hal yang menyangkut remaja dalam tindakan sehari-hari.
    Pola asuh Submission — Orangtua cenderung senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak berperilaku semaunya dirumah.
    Pola asuh Overdisplin — Orangtua senantiasa mudah memberikan hukuman, menanamkan kedisiplinan secara keras.

B.  Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
a)      menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
b)      diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya diberi contoh (bukan dipaksa)
dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman).




C. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps).
Semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.- stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian, ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan.










A.Bounding Attachment
a.Pengertian Bounding Attachment
1.      Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisikemosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2.      Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosisensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir,attachmentikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi danfisik yang akrab.
3.      Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksiantara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4.      Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5.      Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6.      Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7.      Perry (2002), boundingproses pembentukan attachment atau membangun ikatan;attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8.      Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9.      Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelahproses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10.  Harfiah, boundingikatanattachmentsentuhan.








Gambar untuk Bounding Attachment






http://www.loving-attachment-parenting.com/images/momandbabybonding.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigko9lsmbGF52mOOELPxFgJb5-J-Zm780dGbzjLt6iVMTJDTi-VgGzH7fUA_VxqxpZgn-8KGvJ1C_Gb9ajBpGpIxGV1r09imckD-4s5e-jQQH8oPORGbUvqIsP9ZDPWlIf6xXEqVAt9dPZ/s1600/attachment+parenting.jpg

 
http://babyreference.com/wp-content/uploads/2013/08/barebellybaby.jpghttp://l2.yimg.com/bt/api/res/1.2/CFIrj_ZmruZxBN.CEaWTVg--/YXBwaWQ9eW5ld3M7cT04NTt3PTYzMA--/http:/l.yimg.com/os/401/2012/12/28/bondingwithbaby-jpg_120523.jpg 
























b.Unsur- unsur Bounding Attachment
1.      Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasitubuh bayi dengan ujung jarinya.
2.      Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3.      Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting.Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4.      Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5.      Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orangdewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulaiberbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6.      Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7.      Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tuaanak.
Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
1.      Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2.      Reflek menghisap dilakukan dini.
3.      Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4.      Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

c. Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1.      Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2.      Sentuhan orang tua pertama kali.
3.      Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4.      Kesehatan emosional orang tua.
5.      Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6.      Persiapan PNC sebelumnya.
7.      Adaptasi.
8.      Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9.      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10.  Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11.  Penekanan pada hal-hal positif.
12.  Perawat maternitas khusus (bidan).
13.  Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14.  Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

d. Hambatan Bounding Attachment
1.      Kurangnya support sistem.
2.      Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.      Bayi dengan resiko (bayi prematurbayi sakitbayi dengan cacat fisik).
4.      Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.











B . Kangaroo Mother Care
a.Pengertian Kangaroo Mother Care
KMC adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.
Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, metode ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia. 
Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ini ditemukan sejak tahun 1983, kemudian metode Kangguru mulai dikembangkan sejak 1978 oleh Neos Edgar Rey dan Hector Martinez, peneliti pada Instituto Materno Infantil in Santa Fe de Bogota Kolombia.Metode yang pertama kali dilakukan oleh Doctors Rey dan Martinez di Bogota, Colombia pada tahun 1979 ini awalnya dicetuskan karena begitu banyaknya bayi berat lahir rendah, keterbatasan tenaga dan fasilitas kesehatan, serta tingginya angka mortalitas di rumah sakit karena infeksi. Menurut Ludington Hoe, J.Obset Gynecol Neonatal Nurs, KMC merupakan Lingkungan yang baik untuk bayi premature segera setelah lahir.
Di Indonesia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial (Depkes dan Kesos) telah mengembangkan kebijakan Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Metode kanguru digunakan sebagai salah satu cara pencegahan hipotermia dalam Perawatan Neonatal Dasar. Saat ini juga telah tersedia video dan peraga lembar balik metode kanguru untuk keperluan sosialisasi kepada tenaga kesehatan, terutama bidan di desa serta masyarakat. 
Di Indonesia lebih banyak dikenal dengan nama Perawatan Metode Kanguru (PMK) atau cukup menyebut Perawatan Bayi Lekat (PBL). Menurut Prof Dr.dr.Hadi Pratomo, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI ada beberapa istilah Lokal KMC di Indonesia misalnya Bedako di (OKU, Sumsel), Kadu dan Makaleppe di Maros, Sulsel, Perawatan Bayi Tegak, Perawatan Bayi Tempel, Kekepan di Garut, Perawatan Bayi Lekat di Yogya, Metoda Kussu di Kuskus, Maluku .
Menurut Hadi, berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995 hampir semua (98 persen) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Menurut WHO, 17 persen dari 25 juta persalinan per tahun adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang.

Pengertian Asuhan Metode Kangguru
            Asuhan metode Kangguru merupakan asuhan yang dirancang untuk neonatus dengan berat badan lahir rendah atau kurang bulan. Asuhan ini dikenal juga dengan metode skin to skin yaitu kontak kulit dengan kulit anatara ibu dan bayi dengan mempertahankan suhu tubuh normalnya. 
            Perawatan kanguru adalah “perawatan dini dan terus menerus dengan sentuhan kulit-ke-kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru”.
Dr. H. Dachrul Aldy, SpA(K) dalam makalahnya menjelaskan bahwa Metode Kanguru (Kangoroo Mother Care/KMC) adalah kontak langsung antara kulit ibu, dan bayi prematur/BBLR (skin to skin contact) yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi. 
             Ibu perlu mengenal metode asuhan kangguru dan telah ditawarkan pilihan ini sebagai metode untuk merawat bayi dengan berat badan lahir rendah atau kurang bulan. Karena metode ini memerlukan keadaan ibu terus menerus, ibu harus memiliki waktu dan kesempatan untuk mendiskusikan dampaknya bersama keluarganya, karena metode ini akan mengharuskan ibu tinggal lebih lama di Rumah Sakit dan melakukan asuhan ini di rumah sampai neonatus cukup bulan.


            Metode asuhan kangguru dapat dilakukan kepada hampir semua bayi kecil. Bayi dengan sakit yang parah yang memerlukan perawatan khusus bisa menunggu hingga pulih sebelum memulai metode ini. Sesi metode ini untuk jangka pendek bisa dilakukan saat pemulihan ketika bayi masih memerlukan perawatan medis (cairan IV, oksigen tambahan konsentrasi rendah). 
Kontak kulit dengan kulit harus dimulai secar bertahap dengan transisi secara hati-hati sehingga menjadi berkesinambungan. Sesi selama 60 menit atau kurang harus dihindari karena perubahan yang terlalu sering akan membuat bayi stress. Waktu kontak kulit dengan kulit diperpanjang secara bertahap agar menjadi selama mungkin. Ibu bisa tidur dengan bayi yang diletakan dengan posisi kangguru benar. Lamanya bayi dalam posisi Kanguru kalau mungkin 24 jam terus menerus. Kalau ibu tidak sempat bisa fungsinya sementara diganti oleh keluarga lain. Bayi yang dirawat di NICU mengingat keadaan bayi, maka metode Kanguru dilakukan secara bertahap, paling tidak selama 1 jam (agar tidak mengganggu waktu istirahatnya bayi) sebelum terus menerus selama 24 jam.
Untuk metode asuhan kangguru secara terus menerus, kondisi neonatus harus stabil. Kemampuan minum (untuk menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan esensial, metosde ini bisa dilakukan walaupun dilakukan melalui sonde.
Kriteria bayi dalam asuhan metode kangguru
                                  a.         Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g
                                 b.         Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
                                  c.         Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
                                 d.         Perkembangan selama di inkubator baik
                                  e.         Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan
          



 Menurut Perinasia (Perkumpulan Perinatologi Indonesia) Tahapan yang harus dipersiapkan sebelum memulai metode ini, yaitu antara lain : 
                                  a.         Persiapan ibu 
  Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.
  Membesihkan kuku dan tangan 
  Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai.
  Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi,ibu dapat menggunakan handuk/ kain (dilipat diagonal,difiksasi dengan ikatan atau peniti yang aman di baju ibu),kain lebar yang elastik, atau kantong yang dibuat sedemikian rupa untuk menjaga tubuh bayi. Bisa juga memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu.bayi diletakkan di antara payudara ibu,baju ditangkupkan. Kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar ibu tidak jatuh.
  Selama pelaksanaan Metode Kanguru ibu tidak memakai BH
  Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
  Memakai kain baju yang dapat direnggang
                                 b.         Persiapan Bayi
  Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat 
  Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi,kaos kaki, dan popok selama penggunaan metode ini.
  Posisi bayi vertikal ditengah payudara atau sedikit ke samping kanan/kiri sesuai dengan kenyamanan bayi serta ibu.Usahakan kulit bayi kontak langsung dengan kulit ibunya terus menerus
  Saat ibu duduk atau tidur posisi bayi tetap tegak mendekap ibu.
  Setelah bayi dimasukkan ke dalam baju, ikat kain selendang di sekeliling atau mengelilingi ibu dan bayi.
Adapun tahapan yang dilakukan selama asuhan metode kangguru ini yaitu :
                              Gambar untuk Metode Kangguru

Kangaroo Mother Care in Pregnancy, Birth and Early Parenthood – 2photoManfaat Perawatan Bayi Dengan Metode KanguruKangaroo mother care pictures wallpapers  




















  




 a.         Posisi kangguru 
  Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu.
  Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah.
  Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok.
  Dalam posisi berdiri tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh.
  Pastikan bahwa kain melekat erat dibagian dada dan bukan dibagian perut, jangan mengikat terlalu keras dibagian perut bayi tapi harus disekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi leluasa bernafas dengan perut dan nafas ibu akan menstimulasi bayinya .
  Selanjutnya bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu.
  Ibu dapat bebas bergerak,seperti duduk,berjalan, berdiri, makan, dan lain-lain.
  Pada waktu tidur, KMC dapat dilakukan dengan cara posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
                                 b.         Perawatan bayi dengan posisi kangguru
Sebagian besar perawatan tetap dapat dilakukan meskipun pada posisi kangguru ini termasuk menyusui harus tetap dilakukan.
Bayi hanya dilepaskan dan kontak kulit dengan kulit saat :
  Mengganti popok, melakukan tindakan higiene dan perawatan tali pusat 
  Penilaian klinis sesuai jadwal yang ditentukan rumah sakit.
  Tidak perlu dan di rekomendasikan untuk dimandikan setiap hari 
                             



    c.         Pemantauan kondisi bayi 
  Suhu
Bayi yang cukup minum dan dalam kondisi kontak kulit dengan kulit, dapat dengan mudah mempertahankan suhu tubuh normalnya yaitu antara 36,5 C-37 C saat berada dalam posisi kangguru. Saat posisi ini dimulai ukur suhu aksila setiap 6 jam hingga stabil selam 3 hari berturut-turut setelahnya pengukuran dilakukan hanya 2 kali sehari.
  Pernafasan
Frukuensi pernafasan normal BBLR atau kurang bulan berkisar antara 30-60 kali permenit, dan nafas akan bergiliran dengan interval tidak bernafas (apnea). Jika interval terlalu lama (20 detik atau lebih) dan bibir serta muka bayi menjadi biru, sianosis dan nadinya rendah, bradikardia,atau risiko kerusakan otak. Penelitian menunjukan bahwa kontak kulit dengan kulit dapat membuat pernafasan lebih teratur pada bayi kurang bulan dan bisa menurunkan insidensi apnea.
  Tanda bahaya
Keadaan penyakit serius pada bayi kecil biasanya samar dan terabaiakn dengan mudah hingga penyakit menjadi lebih berat dan sulit diatasi. Penting bagi ibu untuk mengenali tanda-tanda tersebut dan memeberikan perawatan yang diperlukan.
-          Sulit bernafas, retraksi, merintih
-          Bernafas sangat lambat atau sangat perlahan 
-          Apnea yang sering dan lama
-          Bayi teraba dingin, suhu tubuhnya dibawah normal meskipun dijaga kesehatannya.
-          Sulit minum: bayi tidak bangun untuk minum, berhenti minum atau muntah
-          Kejang
-          Diare
-          Kulit menjadi kuning
  Menyusui
-          Posisi KMC ideal untuk menyusui bayi
-          Ajari ibu cara menyusui dan perlekatan yang benar.
-          Bila ibu cemas tentang pemberian minum pada bayi, dorong ibu agar mampu melakukannya.
-          Bila ibu tidak dapat menyusui,berilah ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
-          Pantau dan nilai jumlah ASI yang diberikan setiap hari. Bila ibu menyusui catat waktu ibu menyusui bayinya.
Setiap ibu memproduksi ASI yang khusus untuk bayinya, tapi ibu dan bayi kurang bulan menghasilkan ASI rendah laktosa yang penting untuk pencernaan karena bayi kurang bulan tidak mempunyai laktisa – enzim yang menguraikan gula tertentu.
Kandungan ASI manusia berubah sesuai pertumbuhan neonatus. ASI, terutama kolostrum, kaya akan antibody – imunoglobin, yang melindungi terhadap infeksi. Selain itu, ASI manusia mengandung zat anti infeksi yang lainnya seperti hormon interferon, pakar pertumbuhan dan komponen anti inflamasi.Bayi yang sangat kurang bulan/sakit sehingga tidak bisa menyusui akan mendapatkan manfaat ASI yang diberikan melalui pipet. Untuk bayi dengan usia kehamilan kurang dari 30-32 minggu ASI, biasanya diberikan melalui selang nasogastrik, yang bisa digunakan juga untuk ASI yang diperah ibu bisa membiarkan bayi menghisap jarinya saat diberi minum melalui sonde dan hal ini bisa dilakukan dalam posisi kangguru.Untuk bayi dengan usia kehamilan lebih dan 30-32 minggu ini bisa digunakan cangkir ASI yang telah diperah, dalam pemberian cara ini bayi dilepaskan dari posisi kangguru, ditutup dengan selimut hangat dan kembali ke posisi kangguru setelah selesai minum. Bayi dengan usia kehamilan lebih dari 32 minggu bisa belajar dengan menghisap puting, sehingga bayi dalam menyusui tetap dalam posisi kangguru. 
  Pertumbuhan
-          Timbang bayi kecil sekali sehari, penimbangan lebih sering akan mengganggu bayi dan menyebabkan kecemasan pada ibu. Saat bayi mulai bertambah berat timbang setiap dua hari sekali selama satu minggu dan kemudian sekali seminggu hingga bayi cukup bulan.
-          Menimbang bayi dengan cara, misalnya telanjang, timbangan yang telah dikalibrasi, letakkan handuk bersih dan hangat pada timbangan untuk menghindari bayi dingin.
-          Timbang bayi ditempat dalam lingkungan yang hangat.
-          Catat beratnya setiap melakukan penimbangan.
                                 
d.         Penjelasan kepada ibu
  Jelaskan pada ibu mengenai pola pernafasan dan warna bayi normal serta kemungkinan variasinya yang masih dianggap normal. Mintalah pada ibu waspada terhadap tanda yang tidak biasanya ditemui atau  tidak normal.
  Jelaskan juga bahwa KMC penting agar pernafasan bayi baik dan mengurangi resiko terjadinya apnoe, dibanding bayi yang diletakkan di boks.
  Ajari ibu cara menstimulasi bayi (mengelus dada atau punggung, atau menyentil kaki bayi) bila bayi tampak biru di daerah lidah, bibir atau sekitar mulut atau pernafasan berhenti lama.
  Bila suhu normal selama 3 hari berturut-turut, ukur suhu setiap 12 jam selama 2 hari kemudian hentikan pengukuran.
                                 e.         Penghentian asuhan metode kangguru.
Metode ini dijalankan sampai berat badan bayi 2500 gram atau mendekati 40 minggu,atau samapai  kurang nyaman dengan KMC,misalnya :
  Sering bergerak
  Gerakan ekstremitas berlebihan
  Bila akan dilakukan KMC bayi menangis.
Bila bayi sudah kurang nyaman dengan KMC,anjurkan ibu untuk menyapih bayi dari KMC, dan dapat melakukan kontak kulit lagi pada waktu bayi sehabis mandi,waktu malam yang dingin,atau kapan saja dia menginginkan.
Bayi juga diberhentikan pada asuhan metode kangguru yaitu jika memenuhi kriteria berikut ini :
  Kesehatan umum bayi baik dan tidak ada penyakit seperti apnea dan infeksi 
  Bayi minum dengan baik dan mendapatkan ASI ekslusif.
  Berat badan bayi naik (sedikitnya 15 g/kg/per hari paling sering dalam 3 hari berturut-turut)
  Suhu bayi stabil saat dalam posisi kangguru (selama 3 hari berturut-turut)
                                 
f.          Prinsip Metode Asuhan Kangguru 
Prinsip metode ini adalah menggantikan perawatan bayi baru lahir dalam inkubator dengan meniru kanguru. Ibu bertindak seperti ibu kanguru yang mendekap bayinya dengan tujuan mempertahankan suhu bayi stabil dan optimal (36,5oC- 37,5oC). Suhu optimal ini diperoleh dengan kontak langsung kulit bayi dengan secara terus-menerus.Bayi yang dapat bertahan dengan cara ini adalah yang keadaan umumnya baik, suhu tubuhnya stabil (36,5oC- 37,5oC) dan mampu menyusui dengan baik. Metode ini dihentikan jika bayi telah mencapai bobot badan minimal 2500 g dan suhu tubuh optimal 37oC, dan bayi bisa menyusui dengan baik. 
                                 g.         Manfaat Asuhan Metode Kangguru
Beberapa penelitian menyebutkan metode ini memberikan manfaat yang dapat dirasakan langsung oleh bayi dan ibu :
  Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR
  Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal didapat lewat kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.
  Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui sehingga Inisiasi Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap metode ini dan apabila ASI sudah keluar manfaat ekonomis juga akan dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat meyusui bayinya, tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal
  Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.
Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan si bayi, karena apabila bayi berada di inkubator, tentunya hubungan bayi dan ibu akan ”terbatas”. Dengan metode KMC ini akan diketahui pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim. Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang dan perhatian seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu, menurut penelitian, menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si bayi jarang disentuh. 
  Perlindungan dari infeksi
  Mengurangi lama menangis pada bayi
  Dapat mengurangi biaya rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup mahal, sehingga dengan menggunakan asuhan metode kangguru dapat mengurangi biaya rumah sakit
  Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat, termasuk ayah, saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan , bayi diberi pakaian hangat atau topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.
Adapun salah satu kekurangan dari asuhan metode kangguru yaitu, Waktu ibu cenderung lebih banyak digunakan untuk metode ini, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas lain yang lebih berat(sangat aktif).
                                 h.         Memulangkan bayi
Butuh waktu beberapa hari/minggu sampai bayi siap dipulangkan, tergantung berat lahir. Ibu dan bayi dapat dipulangkan jika :
  Tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
  Berat badan naik >20 gram/hari selama 3 hari berturut-turut.
  Beri dorongan bahwa ibu dapat merawat bayinya dan dapat melanjutkan KMC di rumah, dan dapat kembeli untuk melakukan kunjungan tindak lanjut secara rutin.
                                  i.          Kunjungan tindak lanjut
  Satu minggu setelah pulang, timbang bayi setiap hari bila memungkinkan dan diskusikan setiap masalah yang ada dengan ibu.Beri dukungan pada ibu.
  Pada minggu ke dua lakukan kunjungan 2 kali per minggu sampai bayi berumur 40 hari atau berat bayi 2500 gram.Timbang bayi dan nasehati ibu untuk menghentikan KMC bila bayi mulai kurang toleran.
  Bila sudah lepas KMC, lanjutkan kunjungan tindak lanjut tiap bulan sampai bayi berumur beberapa bulan untuk memantau pemberian minum dan tumbuh kembang bayi.
                                  j.          Penelitian Terhadap Asuhan Metode Kangguru
Penelitian terhadap asuhan metode kangguru telah banyak dilakukan diantaranya, Sebuah studi penerapan metode kanguru di rumah sakit yang tidak memiliki inkubator dan peralatan lain untuk perawatan BBLR di lakukan di Manama Mission Hospital, Zimbabwe. Hasilnya menunjukkan, terjadi peningkatan survival bayi berat lahir kurang dari 1.500 gram dari 10 persen menjadi 50 persen dan bayi berat lahir 1.500-1.999 gram meningkat dari 70 persen menjadi 90 persen
Studi multisenter oleh WHO Collaborating Center for Perinatal Care dilakukan selama setahun pada rumah sakit di Addis Ababa (Ethiopia), Yogyakarta (Indonesia), dan Merida (Meksiko). Tujuannya, menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas, dan biaya metode kanguru dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan inkubator). 
Hasilnya, kejadian hipotermia pada metode kanguru secara signifikan lebih rendah dibandingkan cara konvensional. Kelompok bayi yang dirawat dengan metode kanguru juga mendapat ASI lebih baik, pertambahan berat badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek. 
Metode kanguru terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara konvensional. Baik ibu maupun petugas kesehatan lebih menyukai metode. Menurut Imral, dulu memang ada pendapat bahwa bayi prematur atau bayi dengan berat badan rendah tidak boleh banyak disentuh agar tidak terganggu dan menghindari infeksi. Namun, ilmu kedokteran terus berkembang. Bagi bayi yang stabil (tidak sakit), perawatan dengan metode kanguru dianggap lebih menguntungkan. Kini di pelbagai pusat penelitian masih terus dilakukan studi dan para peneliti bertemu secara periodik untuk membahas hasilnya.
Seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) yang sedang melakukan penelitian metode kanguru, dr Piprim B Yanuarso, menambahkan bahwa metode kanguru bukan sekadar alternatif dari inkubator, tetapi diusulkan sebagai pilihan utama, karena keunggulannya.




BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Bounding Attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain: Pemberian ASI ekslusif; Rawat Gabung; Kontak Mata; Suara; Aroma; Entrainment; Bioritme; Sentuhan; Inisiasi Dini.
Bounding Attachment dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya Kesehatan emosional orang tua; Tingkat Kemampuan, Komunikasi dan Ketrampilan untuk merawat anak; Dukungan Sosial seperti Keluarga, Teman dan Pasangan; Kedekatan Orangtua ke Anak; Kesesuaian antara orangtua dan anak (Keadaan anak,jenis kelamin). 

KMC adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.
B. Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah :
1. Pentingnya pengetahuan yang dimiliki oleh seorang bidan tentang bounding attachment supaya bisa mendampingi ibu pada masa nifas.
2. Pentingnya dukungan keluarga dan orang-orang terdekat pada ibu di masa nifas







Daftar Pustaka

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2002.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiirohardjo.
Manajemen Laktasi, cetakan ke-2.2004.Jakarta:Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia
Mary, Hamilton.1995. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Soetjiningsih,dr.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 63-65)
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan 
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm: 54-55).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 64-66).















BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG

        Sebagai seorang bidan harus mengetahui  perubahan apa saja yang tpersalinan masa kehamilan dapat membantu bidan dalam mengidentifikasi diagnosa kehamilan yang terjadi ibu hamil tersebut .
       Tapi dalam makalah ini kami membahas tentang perubahan sistem integumen , perlindungan ternal , perlindungan sistem gastrointesinal , dan peribahan sistem kekebalan tubuh .

B.    TUJUAN  PENULISAN
1.     Memenuhi salah satu tugas pendidikan Askeb II (persalinan dan BBL) .
2.    Mahasiswi dapat Mengetahui Perubahan anatomi dan adaptasi fisologis pada ibu ketika melahirkan
3.    Memenuhi salah satu persyaratan kurikulum .
4.    Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional bagi seorang bidan .












KATA PENGANTAR

          Puji syukur penulis panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah dengan tepat waktu. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ASKEB . Terima kasih tak lupa pula penulis ucapkan kepada dosen pembimbing karena berkat bimbingannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
          Tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar kita semua dapat mengetahui tentang Kebutuhan Dasar Neonatus Bayi , Balita dan Anak Pra-sekolah
          Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari sempurna karna keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karna itu , penulis mengharapkan kritik dan saran sangat penulis harapkan demi motivasi dan kesempurnaan dalam penyusunan makalah pada waktu yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca .

                                                                    Tebing tinggi       september 2014

                                                                                     Penulis









.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

licu

licu
q