KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat, taufik, dan karuniannya sehingga penyusunan makalah
ini dengan judul “Penyulit dan Komplikasi
Kehamilan” dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas yang telah diberikan. Selain itu, makalah ini
disusun untuk memperkaya informasi mengenai judul “Penyulit dan Komplikasi Kehamilan”.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena, itu kami mengharapkan saran, kritik, dan masukkan dari berbagai pihak
yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih sempura.
Tebing
Tinggi, September 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap
bidan tidak dapat mengelak dari kemungkinan berhadapan dengan komplikasi dan
penyimpangan dari normal yang memerlukan tindakan segera. Bidan harus menetahui
cara menangani komplikasi –komplikasi kehamilan .
Bidan
mungkin dihadapkan dengan keadaan darurat disetiap area pelayanan. Secara
teoritis dan idealnya, semua kmplikasi dan penyimpangan dari normal ini
seharusnya telah didiagnosis atau diantisipasi sebelum pelahiran atau sebelum
kejadian itu benar – benar terjadi. Namun situsional menyatakan bahwa hal itu
tidak selalu terjadi. Jarang sekali bidan dihadapka dengan komplikasi dan
penyimpangan itu karena kegagalan mendiagnosisdengan tepat atau mengantisipasi
masalah. .
1.2 Rumusan Masalah
Ø Bagaimana Perdarahan pervaginam ?
Ø Bagaiman Hipertensi Gravidarum ?
Ø Bagaiman Nyeri Perut Bagian bawah ?
Ø Bagaimana Perdarahan Pervaginam ?
Ø Bagaimana Penglihatan kabut ?
Ø Bagaiman Sakit kepala yang hebat?
Ø 1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui tentang pengertian dari penyulit dan komplikasi kehamilan .
1.3.2 Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui macam – macam dari penyulit dan komplikasi kehamilan .
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi
Masyarakat
Agar mahasiswa mengetahui tentang penyulit dan komplikasi kehamilan .
1.4.2 Bagi institusi
Menambah kepustakaan pada perpus.
1.4.3 Bagi penulis
Menambah pengetahuan penulis mengenai penyulit dan komplikasi kehamilan.
Menambah pengetahuan mengenai penyulit dan komplikasi kehamilan .
BAB II
PEMBAHASAN
TANDA-TANDA BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN SELAMA MASA KEHAMILAN
I.
KEHAMILAN MUDA
A.
Perdarahan per vagina
1.
Abortus
·
Abortus imminens
Perdarahan intrauterin
sebelum kehamilan 20 minggu pada kehamilan yang masih lengkap, dengan atau
tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran hasil
konsepsi.
Terapi : Bedrest, kontra indikasi
koitus, USG:kesejahteraan janin, progesteron < 5%
·
Abortus insipien
Perdarahan intrauterin sebelum
kehamilan lengkap 20 minggu, dengan proses dilatasi serviks tetapi tanpa
pengeluaran hasil konsepsi
Gejala yang timbul (2 atau lebih) :
⁻
Pendataran
serviks
⁻
Dilatasi
serviks > 3 cm
⁻
Pecahnya
selaput ketuban
⁻
Perdarahan
> 7 hari
⁻
Kejang perut
⁻
Tanda-tanda
pengakhiran kehamilan.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi :
kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.
·
Abortus habitualis
Abortus
spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
·
Abortus inkomplitus
Keluarnya
sebagaian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20
minggu.
Terapi : Evakuasi sisa konsepsi :
kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.
·
Abortus
kompletus
Keluarnya
seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Jika hasil seluruh
hasil konsepsi sudah keluar, rasa sakit akan berkurang, tetapi perdarahan
bercak tetap ada selama beberapa hari.
Terapi :
Observasi, pantau TTV, perdarahan, nyeri, involusi sampai 2 minggu
·
Missed abortus
Kematian
embrio atau fetus < 20 minggu usia kehamilan tetapi hasil konsepsi tertahan
didalam rahim selama lebih dari 8 minggu. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
⁻ Tanda
kehamilan menghilang
⁻ Perdarahan bercak
pervaginam
⁻ Tidak ada
perdarahan aktif
⁻ Servik
terbuka sedikit
Terapi : USG sebagai diagnosa,
terapi induksi persalinan.
2.
Kehamilan mola
Disebut
kehamilan anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung
kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata ikan.
Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak.
Pasien
dengan kehamilan mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
a)
Pada
anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
1.Terdapat gejala-gejala kehamilan
muda yang lebih nyata dari kehamilan normal, misal mual muntah yang berlebihan.
2.Terdapat perdarahan yang sedikit
atau banyak, warna kecokelatan seperti bumbu rujak, tidak teratur.
3. Pembesaran uterus tidak sesuai
dengan usia kehamialn.
4. Keluar
jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti, namun jaringan
mola ini tidak selalu ditemukan.
b)
Pada
inspeksi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
· Muka dan terkadang badan kelihatan
lebih pucat atau kekuningan, yang disebut muka mola (mola face)
· Jika gelembung mola sampai keluar,
maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.
c)
Pada palpasi
ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
· Uterus
membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya.
· Tidak teraba
bagian-bagian ballotement janin dan gerakan janin
d)
Pada
auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
· Tidak
terdengar DJJ
· Terdengar
bising dan bunyi khas
e)
Pada test
kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi
f)
Pada
pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
ü Rahim lebih
besar
ü Konsistensi
lebih lembek
ü Tidak ada
bagian-bagian janin
ü Terdapat
perdarahan
ü
Teraba jaringan dikanalis dan vagina.
g)
Pada foto
rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia kehamilan lebih
dari tiga bulan)
h)
Pada
pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran khas pada
kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.
3.
Kehamilan ektopik
Kehamilan
ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba
falopii merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi kehamilan ektopik
(>90%).
Diagnosis
dan gejala-gejala klinis yang yang biasanya ditemui adalah sebagai berikut :
a)
Pada
anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda dan
gejala hamil lainnya.
b)
Perasaan
nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris dengan pisau
disertai dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan.
c)
Tanda-tanda
akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut :
·
Nyeri tekan
yang hebat
·
Muntah,
gelisah, pucat dan anemis
·
Pada
pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil serta tekanan darah yang
rendah sampai tidak teratur.
d)
Pada
pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut :
·
Adanya nyeri
goyang porsio, yaitu nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika porsio digerakkan
atau digoyangkan.
·
Douglas
crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum douglas ditekan.
B.
Hipertensi gravidarum
1)
Klasifikasi
·
Hipertensi
gestasioanal
Tekanan
darah > 140/90 mmhg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak
desertai dengan proteinuria dan tekanan darah darah kembali normal < 12
minggu pasca persalinan.
·
Hipertensi
kronik
Ditemukannnya
tekanan darah > 140/90 mmhg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan
20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
2)
Penanganan
hipertensi karena kehamilan tanpa protein urin
Tangani
secara rawat jalan :
·
Pantau TD,
urin (utk protein urin) dan kondisi janin tiap minggu.
·
Jika TD
meningkat, tangani sebagai pre eklampsi ringan
·
Jika kondisi
janin memburuk/terjadi PJT, rawat untuk penilaian janin
·
Beri tahu
pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala pre eklampsi atau eklampsi
C.
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri
perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama pada
kehamilan ektopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah,
nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam,
sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks.
Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan
antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual.
Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr I.V. tiap 6 jam ditambah gentamisin 5
mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai ibu
bebas demam 48 jam.
Tanda
dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi
abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam.
Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu
lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual
secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
TANDA-TANDA BAHAYA/KOMPLIKASI PADA IBU DAN JANIN
SELAMA MASA
KEHAMILAN LANJUT
A.
Perdarahan per vagina
1.
Plasenta Previa
a)
Definisi
Implantasi
plasenta yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih rendah dari bagian
terbawah janin.
b) Klasifikasi
Belum
ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa,
dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam
klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi
plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakan
diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa(momentopname).
Menurut
De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4 – 5
cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika,
maka ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :
·
Plasenta
Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
·
Plasenta
previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
·
Plasenta
previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan, pada pemeriksaan
dalam tidak teraba.
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
1. Umur
Umur muda → endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
2. Paritas
Paritas
meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum
sempat tumbuh.
3.
Endometrium
yang cacat
·
Inspeksi
1)
Adanya
perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah
segar.
2)
Jika
perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.
·
Palpasi
Abdomen
1)
Janin sering
dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah.
2)
Sering
dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
3)
Bagian
terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih dapat
digoyangkan.
·
Pemeriksaan
Inspekulo
Dengan
memakai spekulum secara hati-hati, untuk melihat sumber perdarahan, apakah dari
dalam uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises .
·
Pemeriksaan
USG
Pada
pemeriksaan USG terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.
·
Pemeriksaan
Dalam
Pemeriksaan
ini merupakan tekhnik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis plasenta
previa, namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada
plasenta previa antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat,
dapat menimbulkan insfeksi, dan merangsang his (kontraksi rahim) yang akan
memicu terjadinya partus prematurus.(Pemeriksaan dalam dapat di lakukan di meja
operasi).
Tehnik dan persiapan pemeriksaan
dalam adalah sbb:
1.
Pasang infus
dan siapkan donor darah
2.
Pemeriksaan
di lakukan di kamar bedah dengan fasilitas yang lengkap,jika memungkinkan .
3.
Pemeriksan
di lakukan dengan hati-hati dan lembut
4. Jangan langsung masuk
dalam kanalis servikalis ,tetapi raba dulu bantalan antara jari dan kepala
janin pada forniks anterior dan posterior
5. Bila ada bekuan darah
di dalam vagina ,keluarkan secara pelan-pelan dan sedikit deemi sedikit .
Kegunaan pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum adalah untuk menegakkan diagnosis mengenai penyebab
perdarahan (apakah dikarenakan oleh plasenta previa atau atau oleh sebab lain
)serta menentukan jenis klasifikasi plasenta previa agar dapat di ambil secara
tepat .
Indikasi pemeriksaan dalam pada
perdarahan antepartum adalah sbb:
1.
Perdarahan
yang banyak (lebih dari 500cc)
2.
Perdarahan
yang berulang –ulang
3.
Perdarahan
sekali ,banyak dan Hb kurang dari 8gram %,kecuali jika terdapat persediaan
darah dan keadaan sosial ekonomi pasien baik.
4.
Ibu sudah mulai
mengalami his dan janin telah memungkinkan untuk hidup di luar uterus .
2.
Solusia Plasenta
a)
Definisi
Suatu
keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya
sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28
minggu.
b)
Klasifikasi
Solusio
plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
·
Solusio
plasenta lateralis/parsialis
Bila hanya
sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya.
·
Solusio plasenta
totalis
Bila seluruh
bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya
·
Prolapsus
plasenta
Kadang-kadang
plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
c)
Diagnosis
dan gambaran klinis
·
Anamnesis
1)
Perasaan
sakit tiba-tiba di perut, terkadang pasien dapat melokalisasi tempat sakit yang
tepat dengan tempat lepasnya plasenta.
2)
Perdarahan
pervagina yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (jika solusio plasenta
totalis).
3)
Pergerakan
janin yang hebat kemudian melemah sampai dengan tidak bergerak lagi.
4)
Kepala
terasa pusing, lemas, mual, muntah, pandangan mata berkunang,-kunang, ibu
kelihatan anemis tetapi tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
5)
Kadang-kadang
ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
·
Inspeksi
1)
Pasien
gelisah dan sering merintih sampai dengan mengerang karena kesakitan.
2)
Pucat,
sianosis dan keringat dingin.
3)
Kelihatan
darah keluar pervagina.
·
Palpasi
1)
Fundus uteri
tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenter.
2)
Uterus
teraba tegang dan keras seperti papan.
3)
Nyeri tekan,
terutama di tempat lepasnya plasenta.
4)
Bagian-bagian
janin sudah susah dikenali karena uterus tegang seperti papan.
·
Auskultasi
Sulit karena
uterus tegang, bila terdengar biasanya frekuensi diatas 140 kali per menit.
·
Pemeriksaan
dalam
1)
Serviks
kadang telah membuka atau sebaliknya masih menutup.
2)
Jika sudah
membuka, maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang baik sewaktu ada his
maupun ketika tidak ada his.
3)
Jika ketuban
sudah pecah, dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun ke
bawah dan akan teraba pemeriksa yang disebut sebagai prolapsus funikuli,
keadaan ini kadang rancu dengan plasenta previa.
·
Pemeriksaan
umum
1)
Tekanan
darah semula tinggi karena biasanya pasien dengan solusio plasenta mempunyai
tekanan darah yang tinggi, tetapi kemudian turun sampai akhirnya jatuh syok.
2)
Nadi cepat
dan kecil.
·
Pemeriksaan laboratorium
1)
Pemeriksaan
urin didapati adanya albumin (albumin positif)
2)
Pada
pemeriksaan darah didaoati kadar Hb yang menurun.
·
Pemeriksaan
plasenta
Dilakukan sesudah bayi
lahir. Plasenta tampak tipis dan cekung dibagian yang terlepas dan terdapat
koagulan atau bekuan darah di belakang plasenta, yang disebut hematoma
retroplasenter.
B.
Penglihatan kabur
1.
Oleh karena
pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses
kehamilan.
2.
Perubahan
ringan (minor) adalah normal
3.
Masalah
visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara
mendadak.
C.
Sakit kepala yang hebat
1.
Sakit kepala
bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan.
2.
Sakit kepala
yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat.
3.
Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang.
4.
Sakit kepala
yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi.
D . Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalinan adalah tidak normal.Nyeri abdomen yang
mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat
jalan lahir.
Hal ini bisa berarti appendicitis
(radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi
(keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag),
penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi
saluran kemih atau infeksi lain.
E . Keluar Cairan Per Vaginam
Cairan pervaginam dalam
kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun
leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban
pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua
persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
Penyebabnya adalah serviks
inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan
bawaan dari selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan
sampai matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK
24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan
melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6
jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.
F . Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa
Ibu hamil mlai dapat merasakan
gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah
hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama
kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak
paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik.
Gerakan janin berkurang bisa
disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak
dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun
kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
G . Bengkak Di Wajah Dan Jari Tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil
akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore
hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki
lebih tinggi daripada kepala.
Bengkak dapat menjadi masalah
serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah
beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan
pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre
eklampsia.
Gejala anemia dapat muncul dalam
bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada
penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai
pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan
cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan
harus mengetahui cara menangani penyulit dan komplikasi dan penyimpangan dalam kehamilan .
3.2 Saran
Sebagai
tenaga kesehatan terutama sesuai dengan profesi kita, kita harus benar-benar
mengetahui tentang penyulit
dan komplikasi kehamilan .
Dari
makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dan kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya agar
dapat digunakan bahan ajar untuk perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
a.
Hanifa, W.
2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
c. Meiliya Eni. 2009. Buku Saku Bidan. EGC : Jakarta.
d.
Mitayani.2009.
Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:
Salemba Medika.
e.
Saifuddin
Abdul Bari. 2007. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
f. Sulistyawati,
Ari.2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika.
g. Yuliati Devi. 2005. Manajemen Komplikasi
kehamilan dan Persalian. EGC : Jakarta
2.Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna kecokelatan seperti bumbu rujak, tidak teratur.
3. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamialn.
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa, dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat diperiksa(momentopname).
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
Umur muda → endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum sempat tumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar